Mongolia Dihadapkan Dilema atas Kunjungan Putin di Tengah Perintah Penangkapan ICC
Headline.co.id – Kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Mongolia pada Selasa (3/9/2024) menimbulkan masalah besar bagi negara Asia Timur tersebut. Alih-alih menangkap Putin, Mongolia justru menyambutnya dengan tangan terbuka.
Padahal, Mongolia merupakan anggota Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang seharusnya menangkap Putin segera setelah menginjakkan kaki di Mongolia pada Senin malam.
“Mongolia memiliki kewajiban untuk mematuhi surat perintah penangkapan,” kata juru bicara ICC, Fadi el-Abdallah. “Jika tidak bekerja sama, hakim ICC dapat membuat temuan terkait hal tersebut dan memberi tahu Majelis Negara Pihak. Majelis kemudian dapat mengambil tindakan apa pun yang dianggapnya tepat.”
Berdasarkan Statuta Roma, perjanjian pendirian ICC, negara anggota wajib menahan dan menyerahkan ke pengadilan setiap orang yang menjadi subjek surat perintah penangkapan ICC, jika mereka berada di wilayah mereka.
Kegagalan Mongolia untuk memenuhi kewajibannya kepada ICC kemungkinan besar akan menimbulkan konsekuensi, termasuk kemungkinan penuntutan.
Pakar hukum internasional, Vyacheslav Prokofyev, memperingatkan bahwa “Mongolia harus menyadari bahwa ada risiko besar yang akan dihadapi jika mereka tidak menangkap Putin.”
Kunjungan Putin ke Mongolia dipandang sebagai upaya untuk memperkuat hubungan antara kedua negara. Namun, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran atas potensi implikasi geopolitik. Mongolia berada dalam posisi sulit, karena harus menyeimbangkan hubungannya dengan Rusia dan kewajibannya kepada ICC.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240904145819-7-569092/seharusnya-ditangkap-putin-senyum-lebar-berkunjung-ke-negara-icc.





















