Kelas Menengah Terabaikan, Dampak Ekonomi Mengancam
Jakarta, Headline.co.id – Wakil Ketua Komisi XI DPR Dolfie Othniel Frederic Palit menyoroti minimnya perhatian pemerintah terhadap kelas menengah Indonesia. Ia mengingatkan bahwa pengabaian kelas ini dapat berdampak signifikan pada perekonomian nasional.
“Kelas menengah perlu diurus, karena jika tidak, akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” ujar Dolfie dalam rapat kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
Dolfie mencontohkan krisis ekonomi 1998 yang dipicu oleh terganggunya kelas menengah. “Saat itu, kelas atas dan kelas bawah tidak masalah, tapi kelas menengah terganggu dengan adanya krisis ekonomi,” tegasnya.
Ia juga mengkritik kebijakan fiskal yang terlalu berfokus pada kelas bawah dan atas, sehingga mengabaikan kelas menengah. “Di kelas atas, banyak insentif fiskal, fasilitas dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Tapi untuk kelas menengah, belum jelas,” tutur Dolfie.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah kelas menengah Indonesia terus menurun sejak 2019. Pada 2019, jumlahnya mencapai 57,33 juta orang, namun turun menjadi 47,85 juta orang pada 2024.
“Penurunan ini juga disertai peningkatan jumlah masyarakat rentan miskin,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.
Dalam paparannya, Sri Mulyani mengklaim bahwa kelas menengah telah menikmati insentif pajak konsumsi selama 10 tahun terakhir. “Mereka menikmati insentif lebih besar, bahkan hingga ke kelas atas,” ungkapnya.
Namun, Dolfie membantah klaim tersebut. “Data BPS jelas menunjukkan penurunan jumlah kelas menengah. Artinya, insentif yang ada belum efektif,” tegasnya.
Ia mendesak pemerintah untuk memberikan perhatian khusus pada kelas menengah, dengan mengalokasikan anggaran yang jelas dan mengimplementasikan kebijakan yang memihak pada kelompok ini. “Jika kelas menengah tidak diurus, dampak ekonominya akan sangat besar,” pungkas Dolfie.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240828160732-4-567158/hati-hati-masalah-kelas-menengah-tak-diurus-krisis-98-bisa-terulang.





















