Emas Primadona, Pemicu Aksi Perampokan Sensasional di Jakarta
Headline.co.id, Jakarta – Logam mulia emas selalu menjadi incaran utama bagi siapa pun yang memilikinya. Pada tahun 1970-an, Jakarta digegerkan dengan serangkaian perampokan emas yang sangat rapi dan mengecoh polisi.
Aksi perampokan tersebut menargetkan berbagai toko emas di ibu kota, dengan total emas yang digasak mencapai 129 Kg. Para pelaku menjalankan aksinya dengan sangat hati-hati, sehingga sulit dilacak oleh pihak berwajib.
Namun, kelicikan mereka akhirnya terbongkar berkat bantuan seorang dukun.
Pemicu Awal Perampokan
Johanes Hubertus Eijkenboom atau Johny Indo, seorang pemuda asal Jakarta yang dikenal sebagai model dan aktor, menjadi dalang di balik perampokan emas tersebut. Pada masa itu, Johny Indo mengalami kesulitan keuangan karena harus menghidupi keluarga besarnya.
Gaya hidup mewahnya yang boros membuatnya tergiur dengan jalan pintas untuk mendapatkan uang, yaitu merampok toko emas. Ajakan seorang teman pun menjadi titik awal dari rencananya.
Serangkaian Perampokan
Johny Indo memulai aksinya pada September 1977 dengan merampok toko emas di Kebon Kacang. Kesuksesannya membuat dirinya semakin percaya diri untuk melanjutkan aksi kejahatannya. Sepanjang tahun 1977-1978, ia melakukan perampokan terhadap banyak toko emas.
Untuk mengelabui polisi, Johny Indo melakukan aksinya dengan jarak yang berjauhan. Berkat perencanaan yang matang, ia berhasil menggasak total 129 Kg emas.
Terbongkar Berkat Dukun
Meski melakukan aksinya dengan sangat hati-hati, kucing-kucingan dengan polisi tidak dapat dihindari. Pada 18 April 1979, polisi berhasil menangkap komplotan Johny Indo. Namun, Johny sendiri tidak ditemukan.
Berbekal firasat buruk, Johny Indo menemui seorang dukun di Ancol. Dukun tersebut menyarankannya untuk bertapa di sebuah gua di Gunung Guruh, Sukabumi.
Sesampainya di gua, Johny Indo mengungkapkan keinginannya untuk bertapa agar terhindar dari kejaran polisi. Namun, dukun tersebut terkejut mengetahui bahwa sosok di hadapannya adalah penjahat kelas kakap.
Karena takut dianggap menyembunyikan penjahat, dukun tersebut melapor kepada polisi. Berkat bantuannya, Johny Indo akhirnya berhasil ditangkap pada 26 April 1979.
Penyesalan dan Akhir Hidup
Pengadilan menghukum Johny Indo dengan hukuman 14 tahun penjara di Nusa Kambangan. Setelah kasusnya terbongkar, keluarganya menghadapi masa-masa sulit karena stigma dan cemoohan masyarakat.
Selama di penjara, Johny Indo mengaku telah bertaubat dan memeluk agama Kristen. Namun, pada tahun 2000-an, ia beralih menjadi seorang Muslim dengan nama Umar Billah. Johny Indo meninggal dunia pada 26 Januari 2020.
Kasus perampokan emas yang dilakukan Johny Indo menjadi salah satu kisah kejahatan yang paling sensasional di Jakarta. Aksi perampokannya yang rapi dan kemampuannya dalam menutupi jati diri mengecoh polisi selama bertahun-tahun. Namun, pada akhirnya, seorang dukun yang berperan penting dalam pengungkapan kasus tersebut.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/entrepreneur/20240619110923-25-547402/geger-perampokan-129-kg-emas-di-jakarta-terbongkar-berkat-jasa-dukun.





















