Kisah Nyaris Tewas dan Lautan Api: Warga Indonesia Jadi Penyintas Bom Atom Hiroshima
Jakarta, Headline.co.id – Pada 6 Agustus 1945, sejarah kelam terjadi di Hiroshima, Jepang. Pesawat B-29 Enola Gay milik militer AS menjatuhkan bom atom 15 kiloton, menyisakan dampak mengerikan bagi kota tersebut.
Di tengah tragedi itu, ada segelintir manusia yang selamat, termasuk warga Indonesia yang saat itu berada di Hiroshima. Mereka menjadi saksi atas peristiwa mengerikan yang menewaskan sekitar 90 ribu hingga 120 ribu orang.
Nyaris Tewas
Salah satu penyintas, Sjarif Adil Sagala, masih teringat detik-detik mencekam saat bom dijatuhkan. Saat itu, ia sedang menuju kampus ketika mendengar suara gemuruh pesawat tempur. Namun, tak lama kemudian, ia menyaksikan tragedi yang merenggut nyawa banyak orang.
“Tiba-tiba terdengar suara aneh dan… sraatt, sinar berkilau, dengan dahsyat dan mengejutkan!,” kenang Sagala.
Angin kencang dan asap raksasa membumbung tinggi. Sagala langsung kabur, namun terhempas tertimpa bangunan yang ambruk. Ia mengalami luka parah, berlumuran darah, dan merasa ajalnya sudah dekat. Berkat pertolongan Hasan Rahaya, sesama mahasiswa Indonesia, Sagala удалось diselamatkan dan dibawa ke tempat yang aman.
Lautan Api
Penyintas lain, Arifin Bey, melihat ke luar jendela kelas saat pesawat tempur AS melintas di atas kota. Tak lama kemudian, ia melihat cahaya menyambar seperti kilat. Gemuruh menggelegar, bangunan ambruk, dan Arifin tertimpa puing.
“Langit biru pagi hari berubah menjadi hitam seperti maghrib,” kenang Arifin.
Saat siuman, Arifin melihat Hiroshima yang dulu asri berubah menjadi lautan api. Para korban berlarian kesana-kemari dengan tubuh berlumuran darah dan kulit yang mengelupas. Arifin, Sagala, dan Hasan pun membantu sesama, menyelamatkan korban dan mengobati luka mereka.
Nasib Para Penyintas
Para penyintas Indonesia berhasil melalui masa kritis setelah terpapar radiasi tinggi. Sjarif Adil Sagala mendirikan mie instan pertama di Indonesia bernama Supermi. Hasan Rahaya membangun bisnis pelayaran dan kargo, serta menjadi anggota DPR. Omar Barack menjadi pengusaha kayu dan baja. Sementara Arifin Bey memilih jalan sunyi sebagai diplomat dan peneliti.
Kisah para penyintas Indonesia ini menjadi pengingat akan tragedi mengerikan yang pernah terjadi di Hiroshima dan pentingnya menghargai perdamaian.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/entrepreneur/20240723150224-25-556960/cerita-orang-ri-kena-bom-atom-hiroshima-kulit-terbakar-nyaris-tewas.






















