Nilai Tukar Rupiah Turun Tertekan Sinyal Pemotongan Suku Bunga AS
Headline.co.id, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (21/8) melemah, terpengaruh oleh sinyal kuat pemotongan suku bunga Amerika Serikat (AS).
Pada awal perdagangan, rupiah turun 0,16% atau 25 poin menjadi Rp15.950 per dolar AS, dari sebelumnya Rp15.925 per dolar AS.
Analis Finex, Brahmantya Himawan, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah terjadi akibat pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang mengindikasikan pemangkasan suku bunga. Powell menyatakan bahwa inflasi diperkirakan akan turun sesuai ekspektasi.
“Reaksi pasar terhadap pernyataan itu menunjukkan isyarat kuat pemangkasan suku bunga,” kata Brahmantya kepada Headline.co.id, Senin.
Namun, data pasar tenaga kerja yang dirilis pada Jumat lalu menunjukkan perlambatan ekonomi AS. Hal ini menimbulkan kekhawatiran investor tentang potensi resesi.
Pasar telah memperkirakan penurunan suku bunga pada September 2024. Namun, Powell menyatakan bahwa The Fed tidak mempertimbangkan penurunan 50 basis poin saat ini.
Menurut Brahmantya, pemotongan suku bunga AS dapat berdampak positif pada rupiah. “Jika suku bunga AS dipangkas pada September, rupiah berpotensi menguat melawan dominasi dolar AS,” ujarnya.
Brahmantya memprediksi rupiah akan menguat hingga Rp15.850 per dolar AS dalam perdagangan hari ini. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp15.950-Rp15.850 per dolar AS.
sumber: https://www.antaranews.com/berita/4253899/rupiah-tergelincir-dipengaruhi-sinyal-kuat-pemotongan-suku-bunga-as.




















