Suhu Ekstrem di Arab Saudi Ancam Nyawa Pekerja
Jakarta, Headline.co.id – Pemanasan global telah memperparah suhu di beberapa belahan dunia, tak terkecuali Arab Saudi. Negara yang dikenal sebagai salah satu negara terpanas di dunia ini kini mengalami suhu ekstrem hingga hampir 50 derajat Celcius.
Kondisi tersebut mengancam nyawa warga, terutama mereka yang bekerja di sektor pengiriman. Mohammed, seorang pekerja asal Pakistan berusia 26 tahun, mengungkapkan keprihatinannya.
“Cuacanya sangat panas dan mataharinya sangat menyengat. Saya selalu merasa lelah dan letih,” kata Mohammed kepada AFP, Rabu (7/8/2024).
Peningkatan suhu yang terjadi di Arab Saudi merupakan akibat dari perubahan iklim. Para ahli memperingatkan bahwa musim panas yang terik akan menjadi lebih panjang dan lebih panas seiring dengan menghangatnya planet.
Pada bulan Juni, Arab Saudi telah melihat dampak dari panas terik tersebut. Lebih dari 1.300 orang meninggal saat melaksanakan ibadah haji tahunan Muslim ke Mekkah.
Untuk melindungi pekerja, pemerintah Arab Saudi telah melarang pekerjaan di bawah sinar matahari langsung dan di area terbuka antara tengah hari dan pukul 15.00. Namun, banyak pekerja seperti Mohammed tidak memiliki pilihan karena tuntutan pekerjaan.
“Saya akan kehilangan banyak uang,” kata Shakil, seorang pengemudi pengantar asal Bangladesh berusia 22 tahun.
Sebuah laporan terbaru dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mengungkap bahwa pekerja di negara-negara Arab menghadapi paparan stres panas tertinggi di dunia. Di mana 83,6% menderita paparan panas berlebihan di tempat kerja.
“Bekerja di bawah terik matahari siang di Arab Saudi menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi para pekerja pengiriman,” kata peneliti nonresiden senior di Middle East Institute, Karim Elgendy.
Ia menekankan bahwa tubuh mereka dapat menjadi terlalu panas dan berbahaya, yang dapat menyebabkan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa seperti sengatan panas.
Kondisi ekstrem ini semakin memperkuat kekhawatiran akan potensi kehancuran akibat perubahan iklim. Sebuah laporan terbaru dari para ilmuwan di University of Colorado Boulder menunjukkan bahwa pencairan es di Samudra Arktik terjadi satu dekade lebih cepat dari prediksi.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240807164336-4-561181/tanda-kiamat-muncul-di-arab-saudi-nyawa-pekerja-terancam.




















