Headline.co.id, Yogyakarta – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM), Gielbran M Noor, mengungkapkan bahwa ia mengalami intimidasi setelah sebuah diskusi dan pemberian gelar nominasi alumnus UGM yang dianggap memalukan bagi Presiden Joko Widodo. Ia menyatakan bahwa terdapat individu yang mengaku sebagai intelijen mendatangi rumah dan fakultasnya.
Baca juga: Viral Kehilangan Barang di Bus Rosalia Indah, Penumpang Curiga Ada Komplotan Crew Terlibat
Menanggapi situasi ini, Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan, saat diwawancarai usai Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), menegaskan bahwa masyarakat, termasuk pihak kampus, harus melapor jika merasa terancam. “Laporkan segala bentuk intimidasi, kami akan menyelidiki,” ujar Suwondo di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja.
Suwondo juga menginformasikan bahwa pihak kepolisian telah lama berinteraksi dengan mahasiswa untuk mengkomunikasikan pentingnya pelaporan kasus-kasus seperti ini. “Siapa pun yang terlibat, kami akan proses sesuai hukum yang berlaku,” tambahnya.
Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Patuk Gunungkidul: Tabrakan Melibatkan Empat Kendaraan, 9 Korban Luka
Di sisi lain, Kapenrem 072/Pamungkas, Kapten Arh Siswoto, membantah adanya instruksi untuk mengerahkan intelijen seperti yang disebutkan oleh Gielbran. “Saya akan konfirmasi lebih lanjut, tapi sejauh ini tidak ada perintah seperti itu dari pihak kami,” tegas Siswoto.
Gielbran menjelaskan bahwa intimidasi yang dialaminya termasuk kunjungan dari orang yang mengaku sebagai intel ke Fakultas Peternakan UGM, tempat ia berkuliah. Orang tersebut meminta data pribadi Gielbran, namun permintaan itu ditolak oleh pihak fakultas. Selain itu, keluarga Gielbran di Sragen juga mengalami kejadian serupa, di mana seseorang mengaku sebagai intel mencoba bertemu dengan orang tua Gielbran namun dihalangi oleh ketua RT setempat.
Baca juga: Jalur Tol Jogja-Solo Siap Beroperasi untuk Libur Nataru, Kecepatan Maksimal 40 km/jam
“Pascadiskusi, serangan yang saya alami tidak bersifat langsung. Tidak ada yang secara terbuka menyerang saya,” ungkap Gielbran saat diwawancara wartawan.
Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan kebebasan berekspresi dan keamanan individu dalam lingkungan akademis. Kepolisian dan TNI tampaknya mengambil langkah serius dalam menanggapi isu ini, menegaskan kembali komitmen mereka terhadap keamanan dan hukum di Indonesia.
Terimakasih telah membaca Intimidasi Terhadap Ketua BEM UGM: Polisi dan TNI Berikan Tanggapan semoga bisa bermanfaat dan jangan lupa baca berita lainnya di Headline.co.id atau bisa juga baca berita kami di Google News.
Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Patuk Gunungkidul: Tabrakan Melibatkan Empat Kendaraan, 9 Korban Luka





















