Headline.co.id, Lumajang ~ Pemerintah Kabupaten Lumajang meningkatkan pemantauan risiko pascaerupsi Gunung Semeru dengan memanfaatkan teknologi modern. Langkah ini dilakukan untuk memastikan keselamatan warga dan meningkatkan efisiensi dalam penanganan bencana. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Isnugroho, menyampaikan hal ini dalam kegiatan Evaluasi Pos Komando Penanganan Darurat Bencana di Pendopo Kecamatan Pronojiwo, Kamis (27/11/2025).
Isnugroho menjelaskan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama BPBD menggunakan drone, kamera pengawas (CCTV), dan sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) untuk memetakan wilayah terdampak serta memantau potensi risiko lanjutan seperti banjir lahar dingin dan awan panas guguran. “Kesiapsiagaan pascaerupsi bukan hanya soal distribusi bantuan, tetapi juga kemampuan mendeteksi risiko baru secara cepat. Teknologi ini memungkinkan kami merespons potensi ancaman dengan segera, melindungi warga di pengungsian maupun yang masih berada di sekitar wilayah terdampak,” ujar Isnugroho.
Menurut Isnugroho, semua perangkat yang sempat rusak akibat erupsi telah diperbaiki. Penguatan sinyal dan kalibrasi ulang sistem dilakukan agar pemantauan secara real time dapat berlangsung akurat dan responsif. Pemanfaatan teknologi ini menjadi bagian dari strategi mitigasi terpadu yang mendukung koordinasi multi pihak, termasuk BPBD, BNPB, aparat kecamatan, TNI, Polri, dan relawan lokal.
Dengan mekanisme pemantauan yang sistematis, seluruh pihak dapat bergerak selaras, meminimalkan risiko miskomunikasi, serta memastikan setiap langkah penanganan bencana berlangsung efisien dan aman. Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk tidak hanya menangani situasi darurat, tetapi juga memperkuat kesiapsiagaan jangka panjang bagi masyarakat terdampak erupsi Gunung Semeru.





















