Headline.co.id, Kota Gorontalo ~ Suasana penuh kehangatan dan haru menyelimuti penyambutan sepuluh anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari Provinsi Gorontalo setelah menyelesaikan misi kemanusiaan di Sumatera Utara pada Rabu (31/12/2025). Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, secara langsung memberikan apresiasi atas dedikasi dan pengabdian tim tersebut dalam menangani penyintas bencana lintas daerah.
Acara penyambutan ini juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Sofyan Ibrahim dan Kepala Dinas Sosial Sagita Wartabone, yang menandakan pengakuan negara terhadap kontribusi nyata para relawan. Kesepuluh personel ini merupakan tim yang diutus oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo atas permintaan Kementerian Sosial Republik Indonesia. Mereka bertugas selama satu bulan penuh di wilayah terdampak bencana di Sumatera Utara, menjadi ujung tombak dalam percepatan layanan dasar bagi masyarakat yang terdampak.
Dalam paparannya di hadapan Gubernur dan Sekda, Kepala Dinas Sosial Sagita Wartabone menjelaskan perjalanan operasi tim. Tahap awal penugasan berfokus di Kabupaten Langkat, di mana tim melakukan pembenahan mekanisme dapur umum, penataan logistik, dan penguatan sistem pelayanan kebutuhan dasar. Setelah layanan di Langkat dinilai optimal, tim kemudian dipindahkan ke Kabupaten Tapanuli Selatan, tepatnya di Kecamatan Sayur Matinggi.
Di lokasi kedua ini, tantangan yang dihadapi semakin kompleks. Tagana Gorontalo berperan penting dalam membuka akses dan pelayanan ke daerah terisolir, termasuk Desa Sibo-bio, yang sebelumnya sulit dijangkau akibat dampak bencana. Kehadiran mereka menjadi kunci dalam mempercepat distribusi bantuan serta pemulihan awal kehidupan masyarakat.
Dalam dialog hangat, Gubernur tidak hanya menyampaikan apresiasi tinggi tetapi juga mendalami berbagai tantangan yang dihadapi, terutama yang berada di luar ranah teknis kebencanaan. Ketua Forum Komunikasi Tagana Gorontalo, David Mailite, yang memimpin langsung misi tersebut, mengungkapkan bahwa dinamika konflik sosial dan politik lokal menjadi salah satu ujian terberat yang mempengaruhi kecepatan pelayanan.
“Alhamdulillah, kunci utama yang kami pegang adalah komunikasi yang baik dengan semua pihak. Dengan membangun dialog dan saling memahami, tugas-tugas kemanusiaan dapat dijalankan sesuai ketentuan dan tetap mengedepankan keselamatan serta kepentingan masyarakat,” kata David. Respons ini menunjukkan kedewasaan dan ketangguhan Tagana dalam beradaptasi dengan kondisi lapangan yang dinamis.
Dengan berakhirnya misi tersebut, Pemerintah Provinsi Gorontalo berharap pengalaman berharga yang didapat dapat memperkuat kapasitas Tagana daerah dalam menghadapi berbagai potensi bencana di masa depan. (mcgorontaloprov/owan)


















