Headline.co.id, Jogja ~ Universitas Alma Ata (UAA) melalui Program Studi Farmasi menyelenggarakan The 5th Pharmacopena Seminar Nasional 2025 pada Sabtu, 6 Desember 2025, dalam rangka memperingati Hari Apoteker Sedunia. Kegiatan yang digelar secara hybrid, luring dan daring melalui Zoom ini, diikuti sekitar 260 peserta yang didominasi mahasiswa. Seminar ini bertujuan mendorong peran apoteker dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui inovasi kefarmasian. Acara tersebut mengusung tema “Pharmaceutical Innovation: Toward Better Health” yang sejalan dengan tema global Hari Apoteker Sedunia, “Think Health, Think Pharmacist”.
Kaprodi Farmasi Universitas Alma Ata, apt. Rizal Fauzi, M.Clin.Pharm, menyampaikan bahwa Pharmacopena ke-5 merupakan bentuk partisipasi sivitas akademika dalam mendukung peringatan World Pharmacists Day yang didorong oleh International Pharmaceutical Students Federation (IPSF). Menurutnya, inovasi farmasi menjadi kebutuhan mendesak di tengah tantangan kesehatan global yang semakin kompleks. “Inovasi adalah kunci untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Dunia kefarmasian saat ini tidak hanya dituntut untuk menghasilkan obat-obatan baru, tetapi juga mengembangkan metode diagnosis, terapi, dan pencegahan penyakit yang lebih efektif dan efisien,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemilihan tema “Pharmaceutical Innovation: Toward Better Health” didasarkan pada urgensi peran inovasi dalam menjawab berbagai persoalan kesehatan. Melalui seminar ini, pihaknya ingin mendorong kolaborasi lintas sektor serta meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya inovasi farmasi. “Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa farmasi untuk berkontribusi aktif dalam pengembangan inovasi kefarmasian,” kata Rizal.
Seminar Nasional Pharmacopena diharapkan memberi dampak positif bagi mahasiswa, tenaga kesehatan, maupun masyarakat umum. Kegiatan ini dirancang untuk memperluas wawasan mahasiswa, memperbarui pengetahuan tenaga kesehatan, serta memberikan edukasi kesehatan yang mudah dipahami oleh masyarakat sehingga mendorong praktik kesehatan yang lebih baik.
Dalam pelaksanaannya, panitia menghadirkan dua pembicara, yakni apt. Kevin Ben Laurence, RPH, Ph, BCMTMS dan Marvel Ramadhani Amarel, S.Farm. Kehadiran kedua pemateri tersebut menjadi salah satu daya tarik utama Pharmacopena ke-5 karena menghadirkan perspektif dan pengalaman praktis terkait inovasi di bidang kefarmasian.
Dari sisi teknis, panitia memastikan konsep hybrid berjalan efektif dengan menyiapkan peralatan pendukung yang memadai, termasuk kamera, audio, dan koneksi internet yang stabil. Panitia juga menugaskan tim khusus untuk mengelola kegiatan daring dan luring serta melakukan uji coba teknis sebelum acara berlangsung. Rizal menyebut seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar tanpa kendala berarti.
Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Alma Ata, Arsita Ayu Az Zahra, menilai antusiasme peserta mencerminkan tingginya minat terhadap tema yang diangkat. “Sebagian besar peserta yang hadir adalah mahasiswa, dan ini menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap inovasi farmasi dan peran apoteker di masa depan,” ujarnya.
Melalui Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Universitas Alma Ata terus mendukung pengembangan inovasi farmasi di lingkungan kampus. Dukungan tersebut diwujudkan melalui kurikulum komprehensif yang memadukan teori, praktik laboratorium modern, riset pengembangan obat, serta pengabdian kepada masyarakat, didukung fasilitas laboratorium yang lengkap dan sumber daya dosen yang kompeten.
Terkait rencana tindak lanjut setelah seminar, panitia menyampaikan bahwa kegiatan lanjutan seperti workshop, riset, atau kerja sama dengan industri masih akan dipertimbangkan sesuai kebutuhan dan peluang ke depan. Meski demikian, The 5th Pharmacopena 2025 diharapkan telah memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan bidang farmasi serta peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.






















