Headline.co.id, Sleman ~ Program Suling Naga (Subuh Keliling Ngaglik Menjaga Akidah) semakin mengukuhkan diri sebagai gerakan kolektif di masyarakat Ngaglik. Pada Selasa (9/12/2025), Rapat Koordinasi Tokoh Agama Islam Kapanewon Ngaglik digelar untuk menegaskan komitmen semua pihak dalam memperluas dan memperkuat keberlanjutan program ini. Pertemuan tersebut melibatkan berbagai unsur agama, sosial keagamaan, dan pemerintah kapanewon.
Dalam rapat yang berlangsung di Aula Kapanewon, hadir sejumlah tokoh penting seperti Kapolsek Ngaglik AKP Yuliyanto, Danramil Ngaglik Kapten Inf. M. Mustofa, Panewu Ngaglik Wawan Widiantoro, serta Kepala KUA Ngaglik Handoyo. Kehadiran berbagai organisasi Islam menunjukkan bahwa Suling Naga telah menjadi gerakan umat yang lebih dari sekadar acara seremonial.
Suling Naga dirancang sebagai kegiatan subuh berjemaah yang berkeliling di seluruh masjid di Kapanewon Ngaglik. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan dalam ibadah subuh, mempererat kerukunan, memakmurkan masjid, dan menumbuhkan ketakwaan di kalangan masyarakat. Melalui pertemuan rutin di waktu subuh, masyarakat diajak untuk membangun kedekatan sosial, saling mengenal antar padukuhan, dan menyatukan komitmen dalam menjaga nilai-nilai keislaman di tengah perubahan sosial yang cepat.
Panewu Ngaglik, Wawan Widiantoro, menegaskan bahwa Ngaglik saat ini berada dalam fase transisi sosial dari karakter perdesaan menuju kawasan perkotaan yang padat dengan industri, perdagangan, dan jasa. Dinamika ini membawa tantangan baru yang perlu dikelola bersama. “Percepatan dinamika tersebut membawa potensi menurunnya nilai religius, melemahnya gotong-royong, serta meningkatnya kerawanan sosial. Karena itu diperlukan mitigasi dan kebersamaan seluruh unsur masyarakat,” jelasnya.
Suling Naga menjadi langkah nyata untuk memastikan nilai-nilai spiritual, kepedulian sosial, dan harmoni tetap terjaga di tengah perubahan. Rapat koordinasi tersebut ditutup dengan penyusunan langkah-langkah operasional agar Suling Naga dapat berjalan terjadwal, berkelanjutan, dan melibatkan seluruh padukuhan. Dengan dukungan penuh dari tokoh agama, pemerintah kapanewon, dan organisasi Islam, program ini diharapkan menjadi pilar spiritual masyarakat Ngaglik di masa depan.
Suling Naga bukan hanya gerakan ibadah, tetapi juga simbol kebersamaan dan keteguhan masyarakat dalam menjaga akidah serta memakmurkan masjid.



















