Headline.co.id, Deli Serdang ~ Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) memastikan bahwa seluruh fasilitas kesehatan di Kabupaten Agam, yang meliputi 2 rumah sakit, 23 puskesmas, dan 165 puskesmas pembantu, beroperasi secara normal untuk melayani masyarakat. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Sumbar, Saiful Jamal, menyatakan bahwa tenaga kesehatan di Agam terdiri dari 79 dokter, 326 perawat, 303 bidan, dan lebih dari 200 tenaga pendukung lainnya.
Saiful mengungkapkan bahwa terdapat 36 titik pengungsian aktif di Agam. Berdasarkan catatan medis, 10 orang mengalami luka berat, 13 luka ringan, dan 32 korban meninggal dunia. Selain itu, 17 pasien cuci darah telah berhasil dievakuasi ke rumah sakit rujukan. “Tantangan utama kami adalah akses evakuasi jenazah akibat terputusnya jalur darat,” ujar Saiful dalam konferensi pers di Media Center Penanggulangan Bencana Sumbar, Kota Padang, Jumat (5/12/2025).
RS Bhayangkara telah menerima 25 jenazah, beberapa di antaranya dipindahkan ke fasilitas lain karena keterbatasan kapasitas penyimpanan. Dinas Kesehatan menempatkan petugas khusus untuk memantau proses penjemputan jenazah yang sudah teridentifikasi agar dapat segera diambil oleh aparat desa. “Seluruh proses dikoordinasikan secara terpusat agar berjalan lancar di lapangan,” tambahnya.
Dinas Kesehatan juga menyalurkan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk bayi dan ibu hamil, serta obat-obatan penting. Kebutuhan tambahan dapat diajukan langsung oleh kabupaten atau kota ke Dinas Kesehatan Provinsi, yang kemudian diteruskan ke Pusat Krisis Kementerian Kesehatan. “Awalnya, beberapa permintaan logistik sempat tertahan. Namun setelah rapat evaluasi bersama Menteri Kesehatan dan Dirjen, bantuan segera diproses dan kini dalam perjalanan menuju Sumatra Barat,” jelas Saiful yang juga menjabat Ketua Health Emergency Operational Center (HEOC) Sumatra Barat.
Saiful menambahkan bahwa tren kebutuhan tenaga kesehatan dan obat-obatan masih tinggi. Hingga Jumat (5/12/2025), Dinas Kesehatan terus fokus memantau kondisi kesehatan masyarakat di lapangan. Penyakit menular seperti ISPA dan diare mulai ditemukan di sejumlah lokasi pengungsian. Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit, Dinkes memperketat pengawasan air bersih dan sanitasi lingkungan.
Tim kesehatan lingkungan disiagakan untuk melakukan uji kualitas air, penyaringan, serta edukasi langsung kepada masyarakat. Toilet portabel juga mulai dipasang untuk menghindari krisis sanitasi akibat padatnya pengungsi. Berkaitan dengan layanan pemulihan psikologis, tim dari Persatuan Dokter Psikologi Klinis Kota Padang telah turun ke lapangan memberikan layanan konseling dan penyuluhan kesehatan mental di posko-posko pengungsian bekerja sama dengan petugas puskesmas dan tim dari bidang kesehatan masyarakat.
Layanan difokuskan kepada kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia. Dalam waktu dekat, wilayah lain seperti Padang Panjang juga dijadwalkan menerima pendampingan serupa. Dinkes Sumbar mengimbau masyarakat, terutama penderita penyakit kronis seperti tuberkulosis dan gagal ginjal, untuk segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat agar pengobatan tidak terputus. “Kami mengingatkan masyarakat di pengungsian maupun yang sudah kembali ke rumah agar menjaga kebersihan lingkungan, melapor jika mengalami gejala penyakit, dan mengikuti arahan petugas kesehatan di lapangan,” tutup Saiful.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus memastikan pemulihan konektivitas jaringan serta infrastruktur telekomunikasi di wilayah terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatra. Selain pemulihan teknis, Komdigi juga mendirikan sejumlah Posko sebagai Pusat Informasi dan Media Center untuk mendukung komunikasi darurat dan koordinasi penanganan bencana.
Di Aceh, posko dipusatkan di Gedung Sekretariat Daerah Provinsi Aceh, sementara di Sumatra Barat posko ditempatkan di Komplek Kantor Gubernur Sumbar. Untuk Sumatra Utara, Posko Komdigi beroperasi di tiga titik, yakni Gedung Kwarda Gerakan Pramuka Sumut, Gelanggang Olahraga (GOR) Pandan Tapanuli Tengah, serta Posko Dukungan Psikososial di Hamparan Perak, Deli Serdang.
Posko tersebut berfungsi sebagai ruang kerja bagi jurnalis, pusat penyelenggaraan konferensi pers, serta titik koordinasi lapangan bagi satuan Komdigi, operator seluler, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan terkait. Selain itu, posko menjadi lokasi pemantauan jaringan telekomunikasi oleh Balai Monitor (Balmon) di tingkat wilayah, sekaligus ruang redaksi bersama untuk penyusunan narasi, informasi publik, dan berbagai konten terkait penanganan bencana.



















