Headline.co.id, Deli Serdang ~ Pemerintah melalui Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatra Utara (Sumut) memastikan ketersediaan stok beras sebanyak 56.000 ton untuk memenuhi kebutuhan wilayah terdampak bencana di Sumut. Hal ini disampaikan untuk menenangkan masyarakat agar tidak khawatir terkait pasokan beras. Pemimpin Wilayah Bulog Sumut, Budi Cahyanto, menegaskan hal tersebut dalam keterangan pers di Pusat Informasi dan Media Center Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) di Medan, Senin (1/12/2025).
Budi Cahyanto menyatakan, “Bulog memiliki stok yang banyak siap disalurkan ke 16 kabupaten terdampak. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Jumlahnya 56.000 ton yang tersebar di seluruh wilayah Sumatra Utara dan itu bisa dikeluarkan kapan saja untuk bantuan bencana alam.” Bulog memastikan bahwa distribusi bantuan akan tetap berjalan dengan aman. Pengiriman dilakukan terutama melalui jalur laut, termasuk distribusi ke gudang Bulog Sibolga. Mengenai mekanisme distribusi, Bulog bertanggung jawab menyediakan beras hingga pintu gudang, sementara proses pengambilan dan penyaluran ke dapur umum dilakukan oleh pemerintah daerah.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus berupaya memulihkan konektivitas jaringan serta infrastruktur telekomunikasi di wilayah yang terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatra. Selain pemulihan teknis, Komdigi juga mendirikan sejumlah Posko sebagai Pusat Informasi dan Media Center untuk mendukung komunikasi darurat dan koordinasi penanganan bencana.
Di Aceh, posko dipusatkan di Gedung Sekretariat Daerah Provinsi Aceh, sementara di Sumatra Barat posko ditempatkan di Komplek Kantor Gubernur Sumbar. Untuk Sumatra Utara, Posko Komdigi beroperasi di tiga titik, yakni Gedung Kwarda Gerakan Pramuka Sumut, Gelanggang Olahraga (GOR) Pandan Tapanuli Tengah, serta Posko Trauma Healing di Hamparan Perak, Deli Serdang. Posko tersebut berfungsi sebagai ruang kerja bagi jurnalis, pusat penyelenggaraan konferensi pers, serta titik koordinasi lapangan bagi satuan Komdigi, operator seluler, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan terkait.
Selain itu, posko menjadi lokasi pemantauan jaringan telekomunikasi oleh Balai Monitoring (Balmon) di tingkat wilayah, sekaligus ruang redaksi bersama untuk penyusunan narasi, informasi publik, dan berbagai konten terkait penanganan bencana.

















