Headline.co.id, Jakarta ~ Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus menggalakkan transformasi digital dalam pendidikan melalui Program Sapa Sekolah. Kunjungan ke SMP Negeri 28 Jakarta menjadi bagian dari upaya mendorong pemanfaatan Rumah Pendidikan, sebuah super aplikasi layanan pendidikan nasional, agar lebih adaptif, inklusif, dan mendukung pembelajaran yang menyenangkan.
Rumah Pendidikan dirancang sebagai cetak biru transformasi digital Kemendikdasmen, mengintegrasikan berbagai layanan pendidikan dalam satu ekosistem terpadu. Platform ini bertujuan menyederhanakan akses, meningkatkan efisiensi layanan, serta menjadi ruang kolaborasi bagi guru, siswa, dan pemangku kepentingan pendidikan. Implementasinya di lapangan memerlukan komunikasi dua arah pemerintah pusat, dinas pendidikan, dan satuan pendidikan agar kebijakan dapat memenuhi kebutuhan sekolah.
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikdasmen, Yudistira Nugraha, menegaskan bahwa Sapa Sekolah adalah bagian dari amplifikasi program prioritas Digitalisasi Pembelajaran dalam kerangka Indonesia Cerdas yang diluncurkan Presiden pada 17 November lalu. “Program ini mendorong guru dan murid mendalami pembelajaran yang bermakna, penuh perhatian (mindfulness), relevan (meaningful), dan menyenangkan (joyful),” ujar Yudistira saat ditemui di SMPN 28 Jakarta, Senin (24/11/2025).
SMP Negeri 28 Jakarta dipilih karena menjadi sekolah rujukan Laboratorium Pancasila, satu-satunya di Indonesia. Implementasi nilai-nilai Pancasila di sekolah ini akan didokumentasikan dan diintegrasikan ke dalam Rumah Pendidikan sebagai konten pembelajaran yang dapat dipelajari sekolah lain di seluruh Indonesia. “DKI sebagai kota global diharapkan memberi kontribusi konkret bagi sekolah lain. Konten praktik baik ini akan menjadi sumbangan penting bagi Indonesia,” tambah Yudistira.
Selain digitalisasi, Sapa Sekolah juga memperkuat pembangunan karakter dan pemanfaatan teknologi sesuai kebutuhan pembelajaran. Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Pusat, Ade Riswanto, menyambut baik kolaborasi Pemprov DKI dan Kemendikdasmen melalui program ini. “Kami berharap kegiatan ini memicu guru lebih kreatif dan inovatif memanfaatkan teknologi. Ilmu yang diperoleh harus ditularkan kepada rekan-rekan yang belum mengikuti kegiatan,” ujarnya.
Menurut Ade, peningkatan kompetensi guru akan berdampak langsung pada mutu pembelajaran di satuan pendidikan. Kepala SMPN 28 Jakarta, Ujang Supriyana, menilai Sapa Sekolah memberi ruang bagi guru untuk menampilkan karya dan inovasi pembelajaran melalui Rumah Pendidikan. “Kami berharap kegiatan ini berkelanjutan, minimal setahun sekali, agar guru terus memiliki wadah untuk berbagi karya yang bermanfaat tidak hanya bagi DKI tetapi seluruh Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ujang menegaskan bahwa Rumah Pendidikan adalah ruang bersama bagi guru untuk berbagi praktik baik yang dapat memperkaya proses pembelajaran nasional.





















