Headline.co.id, Jakarta ~ Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto saat ini memprioritaskan pemberdayaan sebagai strategi utama untuk menghapus kemiskinan ekstrem di Indonesia. Hal ini disampaikan Menko Muhaimin pada Kamis (20/11/2025). Menurutnya, pendekatan ini menandai perubahan signifikan dari metode penanganan kemiskinan yang selama ini lebih banyak bergantung pada bantuan sosial (bansos).
Menko Muhaimin menjelaskan bahwa dengan fokus pada pemberdayaan, masalah ketimpangan struktural, di mana kekayaan hanya dinikmati oleh segelintir orang, dapat diatasi. “Dengan pemberdayaan, persoalan kemacetan struktural yakni ketika kekayaan hanya dinikmati oleh segelintir kalangan atas dapat diselesaikan sehingga kesejahteraan umum pun dapat diwujudkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Menko Muhaimin menyatakan bahwa bansos tetap akan diberikan, namun dengan pengawasan ketat dan hanya untuk kelompok yang benar-benar membutuhkan, seperti masyarakat lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas, dan mereka yang tidak dapat bertahan hidup tanpa bantuan negara. “Bansos akan tetap diberikan secara ketat bagi kelompok yang benar-benar tidak mampu,” jelasnya.
Untuk warga yang masih produktif, pemerintah akan mengarahkan mereka ke jalur pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan, akses peluang usaha, dan pembukaan lapangan kerja. “Mereka yang masih produktif akan kita dorong untuk bangkit melalui akses lapangan kerja, peluang usaha, pelatihan, dan dukungan untuk mengembangkan keterampilan yang memberikan mereka untuk produktif bagi masa depan,” tutup Menko PM.





















