Headline.co.id (Kebumen) ~ Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak Muhammadiyah bersinergi memperkuat ketahanan pangan nasional melalui penguatan produktivitas, inovasi, dan dukungan nyata. Ajakan tersebut disampaikan saat menghadiri Jambore Nasional ke-1 Jamaah Tani Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Minggu (21/9).
Baca juga: Kecelakaan Adu Banteng Revo Vs Isuzu ELF di Sedayu, Pengendara Motor Asal Purwokerto Luka Serius
Dalam sambutannya, Sudaryono yang akrab disapa Mas Dar menyebut Muhammadiyah memiliki potensi besar mendorong kemajuan pertanian, sebagaimana kiprahnya di bidang pendidikan. “Saya kagum dengan Muhammadiyah yang mengurus pendidikan terbaik. Insya Allah dengan Muhammadiyah terjun mengurus pertanian, pertanian juga bisa terbaik seperti pendidikan yang ditangani selama ini,” kata Wamentan.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Wamentan menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian berupa lima unit traktor roda dua serta 20 unit handsprayer. Bantuan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan pemanfaatan inovasi pertanian di kalangan petani Muhammadiyah.
Sudaryono menegaskan latar belakangnya sebagai anak petani membuat dirinya memahami betul kebutuhan utama petani, mulai dari pupuk, benih, hingga kepastian harga dan pasar. Ia menekankan pentingnya gotong royong dalam membangun pertanian yang kuat.
Baca juga: Komisi V DPR RI Dorong Integrasi Transportasi di Terminal Pondok Cabe untuk Tingkatkan Konektivitas
“Pekerjaan pertanian harus dilakukan kolaborasi dan kerja sama dengan semua pihak. Swasembada pangan itu harus keroyokan,” ujarnya.
Menurutnya, peran utama menanam ada di tangan petani, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan. Sementara itu, pemerintah berkewajiban hadir memberikan dukungan penuh. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan aktif masyarakat petani dan ormas. Pangan adalah fondasi kedaulatan bangsa,” tambahnya.
Sudaryono juga menyoroti pentingnya keamanan pangan sebagai modal posisi tawar Indonesia di tingkat internasional. Ia menyebut, selama kebutuhan pangan rakyat tercukupi, bangsa ini akan lebih percaya diri dalam bernegosiasi dengan negara lain.
Lebih lanjut, Wamentan menyampaikan capaian produksi beras nasional hingga akhir 2025 diperkirakan surplus 3 hingga 3,5 juta ton. Angka tersebut didukung oleh kebijakan penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah Rp6.500 per kilogram serta kemudahan akses pupuk bersubsidi.
“Kebijakan ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga swasembada beras secara berkelanjutan,” tuturnya.
Baca juga: Jadwal SIM Keliling Gresik 22–27 September 2025, Catat Lokasi dan Jam Layanannya



















