Headline.co.id (Jakarta) — Program Pembangunan dan Renovasi Tiga Juta Rumah menjadi langkah strategis Presiden Prabowo Subianto untuk memerdekakan rakyat Indonesia dari ketimpangan sosial dan ekonomi. Melalui program ini, pemerintah berupaya memberikan akses hunian layak bagi masyarakat miskin ekstrem, miskin, hingga kelas menengah bawah, sekaligus mempersempit jarak kesejahteraan antara masyarakat kota, desa, dan pesisir.
“Presiden Prabowo ingin kemerdekaan dirasakan oleh setiap anak bangsa tanpa terkecuali. Salah satu caranya adalah memastikan setiap keluarga Indonesia memiliki hunian layak, tempat mereka membangun masa depan dengan penuh martabat,” ujar Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Ujang Komarudin, di Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Program yang masuk dalam kategori Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) ini dirancang untuk menjawab backlog perumahan nasional. Saat ini, terdapat sekitar 9,9 juta keluarga yang belum memiliki rumah dan 26,9 juta rumah tidak layak huni yang membutuhkan renovasi.
Strateginya meliputi perbaikan dua juta rumah di desa, pembangunan satu juta rumah baru di perkotaan melalui kemitraan strategis dengan sektor swasta, hingga penataan kawasan pesisir dengan hunian adaptif bencana. Pemerintah juga mengendalikan harga tanah dan tata ruang melalui subsidi, zonasi, dan penempatan hunian agar tetap dekat dengan pusat kegiatan ekonomi, sehingga kualitas hidup dan pemberdayaan ekonomi lokal meningkat.
“Pembangunan rumah ini diiringi dengan peningkatan infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, dan air bersih,” tambah Ujang.
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah, menegaskan bahwa sektor perumahan memiliki peran vital sebagai motor penggerak ekonomi nasional. “Ini tidak hanya mengurangi backlog perumahan, tetapi juga menggerakkan sektor konstruksi, bahan bangunan, tenaga kerja, dan investasi swasta. Dampaknya akan langsung terasa terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya.
Program Tiga Juta Rumah merupakan perwujudan Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya dalam melanjutkan pengembangan infrastruktur dan membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi. Dengan pendekatan terintegrasi yang menggabungkan pembangunan fisik, pemberdayaan masyarakat, dan pemerataan wilayah, program ini diharapkan menjadi tonggak penting peningkatan kualitas hidup rakyat sekaligus memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.


















