Headline.co.id (Martapura) – Di tengah gejolak harga kebutuhan pokok yang kian sulit diprediksi, warga Desa Indrasari, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar kini bisa sedikit bernapas lega. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, lewat Dinas Perdagangan, resmi mendukung operasional Koperasi Merah Putih, sebuah koperasi yang menjadi garda terdepan distribusi bahan pokok dengan harga stabil dan terjangkau.
Tak sekadar wacana, dukungan ini diwujudkan melalui distribusi langsung sembako ke koperasi tersebut. Mulai dari telur ayam Rp28.000 per kilogram, gula pasir Rp16.500 per kilogram, hingga minyak goreng Minyakita Rp15.500 per liter—seluruhnya dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Beras pun tersedia dalam dua varian: beras premium Rp77.000 per 5 kilogram dan beras SPHP Rp65.500 per 5 kilogram.
Yang menarik, anggota koperasi juga mendapatkan akses eksklusif untuk membeli gas LPG 3 kilogram seharga Rp18.500 per tabung, tepat sesuai HET yang berlaku.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Ahmad Bagiawan, atau yang akrab disapa Gia, menegaskan bahwa program ini adalah bagian dari gerakan nasional “Koperasi Merah Putih”, yang digagas sebagai solusi distribusi logistik berbasis desa.
“Dari sektor perdagangan, kita support langsung kebutuhan bahan pokok untuk Koperasi Merah Putih di Indrasari. Barang-barang seperti telur, gula, minyak goreng, hingga gas LPG sudah kita distribusikan dengan harga stabil,” ujar Gia saat meninjau langsung lokasi koperasi, Senin (21/7/2025).
Menurut Gia, langkah ini tak hanya menyederhanakan jalur distribusi logistik, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat desa. Ia menegaskan, seluruh barang didistribusikan melalui jalur resmi dan terpercaya agar kualitas dan harga tetap terjaga.
“Yang keren lagi,” tambah Gia, “LPG 3 Kg ini khusus untuk anggota koperasi. Artinya, koperasi benar-benar hadir membantu warga.”
Desa Indrasari sendiri kini menjadi percontohan operasional Koperasi Merah Putih di Kalimantan Selatan. Pemerintah berharap skema ini bisa diperluas ke desa-desa lain, sebagai bagian dari upaya membangun ekonomi lokal yang lebih kuat dan mandiri.
Dengan hadirnya Koperasi Merah Putih, warga desa tak lagi harus berjibaku dengan harga pasar yang fluktuatif. Di balik koperasi, tersimpan semangat gotong royong dan solusi ekonomi yang nyata—merah putih tak hanya di bendera, tapi juga di dapur masyarakat.



















