Headline.co.id (Jakarta) ~ Pohon pule, atau dikenal dengan nama latin Alstonia scholaris, bukanlah sekadar pohon penghijauan biasa. Di balik kerindangannya yang menyejukkan, tersimpan berbagai kisah, manfaat, hingga nilai ekonomis yang mengejutkan. Bahkan, di beberapa wilayah dunia, pohon ini mendapat julukan mengerikan: The Devil’s Tree atau pohon iblis.
Namun jangan buru-buru takut. Di Indonesia, pohon pule justru dianggap sebagai tanaman yang penuh manfaat, bahkan dipilih sebagai salah satu pohon penghijauan favorit yang mampu memberi keteduhan dan kesan asri di lingkungan sekitar.
Asal-usul dan Penyebaran Pohon Pule
Pohon pule dapat dengan mudah dijumpai di berbagai wilayah Indonesia, seperti Pulau Jawa dan Sumatera. Selain disebut pohon pule, di beberapa daerah lain pohon ini juga dikenal sebagai pohon pulau. Dalam buku Program Sedekah Oksigen POHON PULE (Alstonia scholaris): Wujud Pendidikan Karakter karya Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko, disebutkan bahwa pohon pule merupakan salah satu pohon ideal untuk program penghijauan karena memiliki struktur batang tinggi dan daun yang rimbun.
Pohon ini termasuk dalam jenis tanaman keras. Selain ditanam di ruang terbuka sebagai peneduh alami, keberadaan pohon pule juga dipercaya dapat memperbaiki kualitas udara sekitar. Dengan kemampuan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen, pohon pule berkontribusi besar dalam pelestarian lingkungan hidup.
Mitos: Mengapa Dijuluki “The Devil’s Tree”?

Meskipun dikenal luas sebagai pohon bermanfaat, pohon pule memiliki sisi misterius yang menyelimutinya. Julukan “The Devil’s Tree” berasal dari mitos yang berkembang di wilayah India Barat. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pohon pule dianggap sebagai tempat tinggal roh jahat, sehingga banyak orang enggan mendekati atau menebangnya.
Mitos ini bahkan diperkuat dengan cerita-cerita lokal yang mengaitkan pohon pule dengan kejadian mistis atau gangguan gaib. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika di beberapa kawasan, pohon ini dianggap sakral atau menakutkan.
Namun, di sisi lain, di dunia pendidikan pohon pule justru dikenal dengan julukan lain yang lebih positif: pohon cendekiawan atau pohon papan tulis. Ini karena kayu pohon pule dahulu kerap digunakan sebagai bahan utama untuk membuat papan tulis anak-anak di sekolah.
Khasiat Luar Biasa dari Pohon Pule
Terlepas dari mitosnya, pohon pule menyimpan banyak manfaat yang telah dimanfaatkan sejak zaman dahulu, terutama dalam bidang kesehatan dan industri herbal. Berdasarkan Jurnal Potensi Pasar Pulai (Alstonia scholaris) sebagai Sumber Bahan Baku Industri Obat Herbal oleh Indartik, bagian kulit pohon pule dapat digunakan untuk meredakan berbagai penyakit, seperti hipertensi, diare, hingga diabetes.
Tidak hanya kulitnya, daun pohon pule juga bisa digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit seperti bisul. Dalam dunia pengobatan tradisional, rebusan bagian pohon pule dipercaya mampu mengusir cacingan dan menurunkan demam.
Di sisi industri, kayu pohon pule memiliki nilai ekonomis tinggi karena sifatnya yang mudah dibentuk. Kayu ini biasa dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture, pensil, lemari, hingga kerajinan tangan.
Harga Pohon Pule yang Menyentuh Miliaran
Satu hal yang mengejutkan dari pohon pule adalah jual pohon pule ini harganya fantastis. Menurut Kepala Karantina Pertanian Sumbawa, Ida Bagus Putu Raka Ariana, harga pohon pule bisa mencapai Rp 450 juta, bahkan dalam beberapa kasus bisa menyentuh angka Rp 1,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk usia pohon, ukuran, serta kesulitan dalam proses pencabutan yang memerlukan alat berat dan tenaga profesional.
dilansir Headline Media dari sentrapohon, tingginya nilai pohon pule bukan hanya karena langka atau mitosnya, tetapi karena manfaat dan keindahan bentuk pohonnya yang menjulang. Bahkan, pohon pule dipilih sebagai salah satu tanaman penghijauan yang akan ditanam di halaman Istana Negara di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pemilihan ini tentu bukan tanpa alasan. Selain karena tampilannya yang gagah dan asri, pohon pule juga melambangkan harapan akan kesejukan dan keberlanjutan lingkungan di pusat pemerintahan baru Indonesia.
Antara Mitos dan Fakta
Kisah pohon pule sebagai The Devil’s Tree memang menarik, tetapi di Indonesia, makna dan pemanfaatannya jauh lebih luas dan positif. Masyarakat mulai mengenal dan memanfaatkan pohon ini bukan dari sisi mistisnya, melainkan dari nilai kesehatan, ekonomi, dan lingkungannya.
Pohon pule kini menjadi simbol penting dalam penghijauan kota, konservasi alam, hingga industri herbal modern. Pohon ini mampu menunjukkan bahwa mitos tidak selalu harus membatasi, tapi bisa menjadi pengingat agar manusia tetap menghargai alam.
Dari mitos sebagai The Devil’s Tree hingga fakta bahwa ia menjadi tanaman andalan untuk penghijauan nasional, pohon pule adalah bukti nyata bahwa alam menyimpan banyak cerita dan potensi. Nilai ekonomis yang mencapai miliaran rupiah, ditambah manfaat bagi kesehatan dan lingkungan, menjadikan pohon pule sebagai salah satu aset hayati yang patut dilestarikan.
Masyarakat diharapkan semakin sadar akan pentingnya menjaga dan memanfaatkan pohon pule dengan bijak. Bukan hanya sebagai penghias taman kota atau bahan obat tradisional, tetapi juga sebagai bagian dari upaya bersama menjaga keseimbangan alam dan warisan hayati Nusantara.






















