HeadLine.co.id, (Jakarta) – Baru-baru ini ‘skullbreaker challenge’ dilaporkan memakan korban. Tantangan yang sedang tren di sosial media khususnya TikTok ini dinilai dapat membahayakan nyawa seseorang.
Salah satu korbannya adalah pengguna TikTok di Amerika Serikat dan Meksiko yang mengalami cedera setelah melakukan tantangan ini. Skullbreaker challenge dilakukan oleh tiga orang dimana orang yang berdiri di sebelah kiri dan kanan akan menendang kaki orang yang sedang loncat di posisi tengah. Akibatnya orang tersebut akan jatuh ke belakang dan hal ini dapat menyebabkan kepala atau punggung terbentur lantai.
Terkait tantangan ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta para orang tua dan guru waspada. Susanto selaku ketua KPAI mengatakan bahwa tantangan itu sangat berbahaya, bila ada anak yang berpotensi melakukan tantangan itu maka orang tua atau guru harus segera mencegah.
“Ini sangat berbahaya untuk anak. Maka, kepada guru dan orang tua agar waspada. Jika ada anak-anak yang berpotensi melakukan hal yang sama harus dicegah sedini mungkin,” kata Susanto pada Sabtu (15/02).

Selain itu, ia juga meminta Kementerian Kominfo supaya mengambil langkah cepat dengan menghapus konten-konten negatif.
“Kominfo juga perlu melakukan langkah sesuai kewenangan yang dimiliki agar ini tidak dilihat dan menginspirasi anak melakukan hal yang sama. Bukan TikTok-nya tapi konten negatifnya,” tambahnya.
Tidak hanya KPAI, pihak kepolisian juga mengimbau supaya masyarakat khususnya para milenial tidak coba-coba memainkan skullbreaker challenge ini. Hal ini disampaikan oleh Kombes Hendra Rochmawa selaku Kabid Humas Polda Kalteng.
“Kami meneruskan imbauan dari Divisi Humas Polri soal skullbreaker challenge yang berbahaya,” tuturnya.




















