Mutiara Headline
banner 325x300
Kirim Berita Suara Pembaca
BeritaKesehatanNasionalPemerintah

RI Punya Alat Baru untuk Deteksi Novel Coronavirus

204
×

RI Punya Alat Baru untuk Deteksi Novel Coronavirus

Sebarkan artikel ini
Bandara Internasional Ngurah Rai Bali memiliki Alat Body Thermal Scanner untuk deteksi virus corona.
Bandara Internasional Ngurah Rai Bali memiliki Alat Body Thermal Scanner untuk deteksi virus corona. (Foto: Istimewa)

HeadLine.co.id, (Jakarta) – Sebuah riset di Harvard University baru-baru ini menyita perhatian masyarakat Indonesia. Riset tersebut menyatakan bahwa seharusnya virus corona sudah masuk Indonesia.

Fakta di lapangan berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa hasil uji spesimen dari 62 suspect virus corona, 59 orang dinyatakan negatif.

Sebagian penelitian menyebut bahwa alat yang dimiliki Indonesia belum bisa langsung mendeteksi novel coronavirus. Sehingga ada kemungkinan virus korona baru yang mewabah di Wuhan sudah masuk Indonesia, namun tidak terdeteksi.

Baca Juga: Jumlah Korban Virus Korona Capai 908 Orang, WHO Kirimkan Tim Guna Tangani Wabah

Hal itu dibantah oleh dr Achmad Yurianto selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Ia menegaskan bahwa sejak akhir Januari lalu Indonesia sudah memiliki alat deteksi baru bernama Polymerase Chain Reaction (PCR) dimana alat tersebut bisa langsung mendeteksi novel coronavirus.

Ia juga menambahkan bahwa PCR tersebut juga digunakan oleh Singapore dan Australia. “Dalam sistem PCR ini kita hanya dihadapkan pada pilihan nCoV atau bukan, sehingga pemeriksaannya bisa lebih cepat, satu hari selesai, nggak tiga hari seperti kemarin,” ucapnya pada Senin (10/02).

Baca Juga: Cegah Virus Corona dengan Konsumsi Jahe Merah Secara Rutin

Terkait riset tersebut, dr Yuri justru menanyakan kebenaran dari studi tersebut. Ia mengatakan bahwa novel coronavirus adalah kasus baru sehingga perlu kajian lebih lanjut untuk memberikan suatu kesimpulan.

“Saya malah tanda tanya. Ini virus baru kok sudah ada studi bagaimana ceritanya. Kita belum bisa membuat simpulan tentang satu kajian yang masih on going. Bagaimana bisa disimpulkan, kan terlalu sakti. Enggak perlu ada kajian kalau begitu. Tetapi bagi kita yang penting bagaimana masyarakat jangan sampai sakit,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *