Mutiara Headline
banner 325x300
Kirim Berita Suara Pembaca
OpiniTransportasi

Babaranjang Angkutan Batubara yang Efisien

416
×

Babaranjang Angkutan Batubara yang Efisien

Sebarkan artikel ini
images 7
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara merupakan tenaga terbarukan yang Sumber Dayanya melimpah di Indonesia.(Foto: Istimewa)

HeadLine.co.id, (Lampung) – Watchdoc kembali meluncurkan film dokumenter terbaru tentang bahaya tambang batu bara dibeberapa daerah di Indonesia salah satunya di Sumatera. Film tersebut ramai-ramai diputar oleh masyarakat, salah satunya LBH Bandar Lampung. Bersama para mahasiswa Lampung, pemutaran film tersebut bertempat di halaman kantor LBH Bandar Lampung pada Kamis (11/04).

Melalui film “Sexy Killer” garapannya Dandy Laksono, ia ingin menunjukkan sisi negatif dari tambang batubara yang banyak merugikan masyarakat dan bercokolnya donatur tambang di dua kubu pasangan calon presiden Indonesia. Tidak dipungkiri juga tambang batubara juga memiliki sisi positif.

Kita lihat Indonesia mempunyai cadangan batubara yang sangat besar bahkan menduduki posisi ke-4 di dunia sebagai negara pengekspor batubara. Di masa mendatang batubara menjadi salah satu sumber energi alternatif potensial untuk menggantikan potensi minyak dan gas bumi yang semakin menipis. 

Setelah film tersebut selesai diputar, Hendrawan selaku Direktur Walhi mengatakan bahwa kereta api babaranjang yang digunakan untuk mengangkut batubara turut merusak linkungan. Hal ini seperti dikutip dalam pemberitaan tersalampung.com.

“Meskipun di Lampung tidak ada tambang batubara, tetapi dampak dari angkutan batubara yang dibawa kereta api rangkaian panjang (Babaranjang) dari Bukit Asam ke Tarahan merusak lingkungan,” ucapnya.

Jika dilihat dari segi sejarah, jalur kereta tersebut sudah ada sejak 1917 silam kemudian perumahan masyarakat belakangan menjamur ditepi rel. Bukankah masih ada lahan yang bisa digunakan untuk dijadikan pemukiman atau masyarakat sengaja menyerobot aset negara?

images 8
KA Babaranjang merupakan angkutan pembawa batubara yang berjalan melintasi dua provinsi Sumatera Selatan dan Lampung. (Foto: Istimewa)

Didalam UU Perkeretaapian No 23 tahun 2007 mengatur tentang Ruang Milik Jalan (Rumaja) dan Ruang Manfaat Jalur (Rumija) jalur kereta. Seharusnya sepanjang kanan-kiri rel harus kosong dari bangunan apa pun, jaraknya 6 meter dari sisi rel adalah Rumaja dan 12 meter dari sisi rel adalah Rumija. Tetapi entah mengapa warga lebih memilih lokasi rumah yang bersebelahan dengan rel daripada mencari pemukiman yang lebih pas.

Terlepas dari kesalahan masyarakat yang mendirikan rumah dipinggir rel, Babaranjang bisa dibilang menjadi angkutan yang efisien dan efektif untuk mengangkut batubara.

Untuk sekali perjalanan, kereta api babaranjang bisa mengangkut 60 gerbong kereta bahkan bisa lebih, satu rangkaian gerbong kereta berkapasitas 40 ton hal ini setara dengan 300 truk.

Dengan mengalihkan angkutan barang ke kereta api akan menghemat tingkat kerusakan jalan raya. Biaya prawatan jalan juga lebih kecil sehingga meringankan APBN.

Pastinya batubara sangat bermanfaat bagi kehidupan kita, apalagi untuk kegiatan sehari hari. Termasuk saat pemutaran film dokumenter tersebut tentunya juga menggunakan batubara untuk mengaktifkan tenaga listrik yang dipakai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *